Di
tambang batubara perlu dilakukan berbagai macam pengukuran untuk memeriksa
apakah disetiap tempat di dalam pit telah dilakukan ventilasi udara yang cukup,
dengan maksud tidak mendapatkan kesalahan ventilasi, atau untuk mendapatkan
bahan yang diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbaikan ventilasi. Hal
yang harus diukur antara lain adalah temperatur udara, kelembaban, tekanan
udara, kecepatan angin, jumlah angin, penurunan tekanan, tekanan kipas angin,
kadar gas,dan jumlah debu. Disini akan dijelaskan mengenai pengukuran tekanan
udara, kecepatan angin, jumlah angin, penurunan tekanan dan tekanan kipas angin.
1.
Kecepatan
Angin
a.
Anemometer
Untuk
mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah biasanya menggunakan
anemometer. Ini adalah kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil,
dimana baling-balingnya terbuat dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44o
terhadap arah poros. Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di
dalam aliran udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau
jarak tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran
dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s.
b.
Tabung
pitot
Pada
tabung pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan lubang ukur
tekanan statis di samping. Perbedaan kedua tekanan tersebut, yakni tekanan
dinamis, diukur dengan manometer tabung U, kemudian kecepatan angin diperoleh
dari persamaan di bawah.
DP = gw2/2g ……………………………………………… (2.1)
Dimana :
DP =
tekanan dinamis
w = kecepatan angin
g = berat jenis udara
g = percepatan
gravitasi
Untuk
medapatkan ketelitian dalamm pengukuran head aliran, manometer bisa didesain
dalam bentuk miring, diisi cairan bukan air, yang bobot isinya lebih rendah
dari air. Dalam pelaksanaannya, tabung pitot dipasang dengan arah menghadap
aliran udara dan pengaruh tekanan akibat pergerakan udara menekan fluida di
manometer. Perbedaan elevasi dari cairan di manometer memberikan ukuran head
tekanan dari udara.
c.
Pengukuran kecepatan
angin rendah
Kecepatan
angin di bawah 1 m/s sulit diukur. Untuk itu ada anemometer kawat panas yang
memanfaatkan pelepasan panas dari kawat halus dan anemometer termistor yang
memanfaatkan koefisien temperatur tahanan semi konduktor.
Untuk
mengukur kecepatan angin rendah secara sederhana, maka pada dua titik berjaral
5-10 m di dalam lorong angin diberi tanda titik start dan titik pengukuran.
Kemudian dengan stopwatch dilakukan
pengukuran waktu yang diperlukan oleh asap untuk melewati dua tanda tersebut,
hingga diperoleh kecepatan angin. Karena asap akan menyebar selama mengalir,
maka bagian tengah dari asap menyebar yang diukur.
d.
Smoke
Tube
Alat
ini bekerja berdasarkan pengaruh mekanik dari pergerakan aliran udara dan
sering dipakai dalam menentukan adanya aliran udara, arah aliran dan perkiraan
kecepatan untuk kategori kecepatan rendah.
Alat
ini terdiri dari tabung plastic atau gelas yang berisi bubuk asap, seperti batu
pumice yang jenih dengan timah
antihidrous atau titanium klorida. Salah satu ujungnya dihubungkan ke pompa
karet kecil dan lainnya terbuka ke atmosfir (udara luar). Cara operasinya
adalah dengan menekan pompa karet dan diarahkan tegak lurus terhadap sumbu
terowongan.
2.
Jumlah
Angin
Jumlah
angin adalah perkalian kecepatan angin rata-rata dan luas penampang. Pada
umumnya, kecepatan angin terbesar terjadi di sekitar pusat penampang
terowongan. Oleh karena itu, apabila mengukur kecepatan angin dengan anemometer,
maka anemometer digerakkan sepanjang penampang dengan kecepatan konstan untuk
mengukur kecepatan angin rata-rata. Kemudian nilai tersebut dikalikan dengan
luas penampang terowongan yang diukur untuk menghitung jumlah angin. Untuk
mengukur banyaknya udara yang lewat pada suatu pengukur per menit dapat
dihitung dengan rumus :
Q
= V . A ……………………………………………… (2.2)
Dimana
:
Q
= Jumlah udara dalam (m3/menit)
V
= Kecepatan udara (m/menit)
A
= Luas penampang (m2)
3.
Perbedaan
Tekanan
Apabila
tabung gelas ditekuk membentuk huruf U dan ke dalamnya dimasukkan air atau
cairan lain hanya setengah bagiannya, kemudian dua buah tekanan yang hendak
diukur masing-masing dihubungkan ke kedua ujung tabung gelas dengan pipa, maka
perbedaan tekanan dapat diukur sebagai perbedaan ketinggian cairan. Apabila mau
mengukur perbedaan tekanan yang kecil, cukup dengan memiringkan tabung U.
Dengan memiringkannya sebesar 0o, sensitivitas akan meningkat 1/sin
0 kali.
4.
Tekanan
udara
a.
Barometer
air raksa
Mengetahui
tekanan udara melalui pengukuran tinggi kolom air raksa yang terangkat oleh
tekanan udara. 1 atmosfir adalah 760 mm Hg. Alat ini cocok untuk pengukuran di
tempat tetap (diam), tetapi tidak cocok digunakan dengan membawanya di dalam
pit bawah tanah.
b.
Barometer
aneloide
Wadah
yang bagian dalamnya kedap dibuat dengan menempelkan 2 lembar logam tipis
berbentuk lingkaran bergelombang. Dengan adanya perubahan tekanan, wadah
tersebut mengembang dan mengempis, dimana deformasi yang kecil tersebut
diperbesar secara mekanis untuk ditunjukkan dengan jarum. Kurang memuaskan dari
segi ketelitian, tetapi cocok untuk dibawa.
5.
Bobot
Isi Udara
Bobot
isi udara (W) atau berat spesifik normal tidak diukur secara langsung melainkan
dengan grafik dari pengukuran temperature (td dan tw) dan
tekanan udara (Pb).
Dasar
perhitungannya adalah dengan menggunakan persamaan :
W = 1,325 (Pb – 0,378 Pu) ………………………………….(2.3)
Td
W = 1 (Pb – 0,378 Pu)
………………………………....(2.4)
0,287 Td
Dimana
:
td
= Temperatur cembung kering
absolut (0R)
Pb
= Tekanan udara atmosfir (in HG)
Pu = Tekanan uap pada temperature embun
(in HG) yang dibaca
dari grafik psikrometrik
6.
Penurunan
Tekanan
Melakukan
pengukuran penurunan tekanan yang terjadi karena mengalirnya udara di dalam
lorong angin adalah hal yang sangat penting. Apabila pada 2 titik pengukuran di
dalam lorong angin diletakkan tabung tekanan statis Pitot dan di tengah-tengahnya diletakkan tabung U, kemudian
dihubungkan dengan pipa (misalnya pipa karet), maka perbedaan tekanan yang
tampak pada tabung U adalah penurunan tekanan. Apabila 2 titik yang hendak
diukur penurunan tekanannya berjarak jauh, selang jarak tersebut dibagi menjadi
beberapa bagian, kemudian penurunan tekanannya diukur dan nilai penjumlahan
untuk selang 2 titik tersebut boleh dianggap sebagai penurunan tekanan. Pada
waktu melakukan pengukuran
mulai dari mulut
pit udara masuk
kemudian
0 komentar:
Posting Komentar