Powered By Blogger

Rabu, 17 April 2013

Penggolongan Bahan Galian Tambang



Klasifikasi Penggolongan Bahan Galian
1.      Golongan A yaitu bahan galian strategis yang berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara. Yang termasuk dalam golongan ini adalah:
a.       Bitumen padat, aspal;
b.      Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
c.       Antrasit, batubara, batubara muda;
d.      Uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya;
e.       Nikel, kobalt;
f.       Timah.
2.      Golongan B yaitu bahan galian vital yang berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
a.       Besi, mangaan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
b.      Bauksit, tembaga, timbal, seng;
c.       Emas, platina, perak, air raksa, intan;
d.      Arsin, antimon, bismut;
e.       Yttrium, rhetenium, cerium dan ogam-logam langka lainnya;
f.       Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
g.      Kriolit, fluorspar, barit;
h.      Yodium, brom, khlor, belerang;
3.      Golongan C yitu golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B yang berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Yang termasuk dalam golongan ini adalah:
a.       Nitrit-nitrit, pospat-pospat, garam batu (halite);
b.      Abes, talk, mika, grafit, magnesit;
c.       Yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
d.      Batu permata, batu setengah permata;
e.       Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
f.       Batuapung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
g.      Marmer, batu tulis;
h.      Batu kapur, dolomit, kalsit;
i.   Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

 Contoh Penggolongan Bahan Galian
1.      Golongan A (Bahan Galian Strategis) : Nikel

Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu endapan sulfida nikel – tembaga berasal dari mineral pentlandit, yang terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu (sisa) silikat nikel hasil pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut endapan nikel laterit. Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat terbentuk jika batuan induk yang mengandung bijih mengalami proses pelapukan, maka mineral yang mudah larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan mineral bijih biasanya stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa.
Nikel merupakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena pada masa sekarang dan masa yang akan datang kebutuhan Nikel semakin meningkat disamping dari kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga mendorong minat pengusaha untuk membuka pertambangan Nikel. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia memiliki profil laterit (produk pelapukan) yang tebal dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel laterit yang utama. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral.
Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non Ferros Alloy),missal alloy nikel-besi dengan kandungan nikel antara 50-80% sisanya besi. Alloy alni yaitu campuran alminium nikel dan besi,yang dalam penggunaanya sama dengan penggunaan baja karbon,alloy Ferrid yang mengadung nikel oksida dan seng . Alloy tersebut biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronika. Disamping itu nikel digunakan untuk pelapis logam dengan cara elekro pllating,baja tahan karat ,bahan  campuran keramik. Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.

2.      Golongan B (Bahan Galian Vital) : Belerang

Belerang (Sulfur) dialam biasanya di temukan dalam bentuk kristal belerang dan dapat juga dalam bentuk persenyawaan dengan logam lain (Golongan sulfida dan garam sulfo) seperti galena, spalerit dan pirit. Pada umumnya, endapan belerang mempunyai hubungan erat dengan kegiatan gunung berapi. Beberapa pendapat mengenai genesa belerang :
a.       Belerang berasal dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh karbon dan methan. Terbentuknya H2S dapat melalui dua cara, yaitu oksidasi oleh air tanah dan reaksi antara H2S dengan CaSO4.
b.      Belerang dibentuk oleh bakteri de sulpho vibrio de sulfuricans. Prosesnya, sulfat oleh bakteri diubah menjadi sulfite. Selanjutnya sulfit diubah menjadi belerang.
c.       Belerang terdapat pada gypsum yang diendapkan langsung dari poly sulfite.
d.      Cebakan belerang ditemukan sebagai hasil sublimasi solfatara atau fumarola yang merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi.
Kristal belerang berdasarkan pengamatan dengan mata menunjukan kenampakan berwarna kuning dengan kekerasan berkisar antara 1,5-2,5 Dan mempunyai berat jenis 2,05. Apabila dibakar memberikan nyala warna biru da menghasilkan gas SO2 yang berbau tidak enak. Titik leleh pada suhu 234o-248oF dan mempunyai daya hantar listrik yang jelek serta tidak larut dalam air.
Dialam, belerang dapat ditemukan baik sebagai unsur dalam bentuk kristal belerang atau dalam bentuk Lumpur dengan kadar S mencapai 40-60%. Dapat juga ditemui belerang dengan bentuk persenyawaan dengan logam lain seperti galena, spalerit, pyrite, dan lain-lain.
Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja.
Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru diketahui di enam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Endapan belerang di Indonesia dapat ditemukan dibeberapa propinsi antara lain : Sumatera utara, lampung, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, sulawesi utara, maluku.
Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.

3.      Golongan C (Tidak termasuk A dan B) : Marmer

Marmer atau sering disebut juga batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.
Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi.
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung.
     

0 komentar:

Posting Komentar