Powered By Blogger

Selasa, 25 Maret 2014

Kegiatan Peledakan Tambang



Bagi yg masih awam tentang apa itu peledakan pada kegiatan penambangan, aku kasi sedikit informasi awal.. Semoga bermanfaat sob.. 
Secara umum peledakan akan terjadi jika terdapat tiga komponen,  yaitu oxidizer, bahan bakar dan pemicu (penyalaan). Ketiga komponen ini saling berhubungan satu sama lain. Oxidizer berfungsi sebagai agen yang mentransfer oksigen bagi keberlangsungan reaksi pembakaran pada bahan bakar. Bahan peledak yang terdiri dari oxidizer dan bahan bakar tidak akan meledak jika tidak adanya pemicu atau penyalaan (initiation).
Tujuan peledakan adalah untuk mengkonversi batu dari satu bagian padat bahan geologi menjadi beberapa potongan kecil sehingga dapat digali oleh peralatan yang tersedia. Untuk mengerjakan ini ada dua faktor utama untuk dipertimbangkan, yaitu fragmentasi dan gerakan atau lemparan. Kedua harus sesuai dengan kebutuhan perancangan. Peledakan tambang bawah tanah misalnya, membutuhkan fragmentasi lebih besar dari permukaan peledakan karena ukuran alat yang dapat digunakan dan kesulitan akses. Jika fragmentasi terlalu besar maka peralatan tersebut tidak akan mampu menggali batu dan jika fragmentasi adalah terlalu kecil, mengerjakan peledakan lebih dari yang diperlukan dan karena biaya lebih tinggi dari yang seharusnya. Jika terlalu banyak pergerakan batu, mungkin ada kerusakan pada bangunan sekitar atau bahkan cedera personil (Hemphill, 1981 dalam Frianto 2011 ; 3-1).
Banyak cara untuk membongkar dan memberai lapisan batuan, namun hal itu tergantung  mudah atau tidaknya lapisan batuan itu untuk digali dan diberai, mulai dari peralatan non mekanik (konvensional)  seperti cangkul dan sekop sampai peralatan mekanik seperti backhoe, shovel, dragline, bulldozer-ripper. Jika peralatan-peralatan tersebut sudah tidak mampu membongkar dan memberainya maka lapisan batuan tersebut harus dibongkar dengan menggunakan cara peledakan, dengan catatan kegiatan peledakan jika dilakukan masih bernilai ekonomis bagi perusahaan.

Jumat, 14 Maret 2014

Sifat Fisik Batuan

Buat yg lagi perlu data sifat fisik batuan,.
Beberapa sifat fisik batuan adalah:



       a.  Kekerasan
  Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap suatu abrasi. Kekerasan batuan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari mineral batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan.
       b.   Kekuatan
Kekuatan mekanik batuan adalah sifat kekuatan atau ketahanan terhadap gaya luar, kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Diantara mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan, kuarsa adalah mineral terkompak dengan kuat tekan mencapai lebih 500 MPa. Biasanya semakin tinggi kandungan mineral kuarsa dalam batuan maka semakin tinggi kekuatan batuan tersebut. Kekerasan dan kekuatan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs (1882), seperti pada tabel berikut

 Tabel 1 
Kekerasan dan Kekuatan Batuan
Klasifikasi
Skala Mohs
Kuat tekan batuan (Mpa)
Sangat keras
+7
+200
Keras
6 – 7
120 – 200
Kekerasan sedang
4,5 – 6
60 – 120
Cukup lunak
3 – 4,5
30 – 60
Lunak
2 – 3
10 – 30
Sangat lunak
1 – 2
– 10
             Sumber : Bahan Ajar Kuliah Teknik Pemboran dan Penggalian UNLAM.
       c.    Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus Young (E), dan nisbah Poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan factor kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan. Nilai modulus elastisitas untuk batuan sedimen sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi mineral dan teksturnya, seperti modulus elastisitas pada arah sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar dibandingkan dengan arah pada tegak lurus.
        d.   Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Atau bisa juga di definisikan sebagai adalah karakteristik batuan untuk menahan regangan yang melebihi kekuatannya sebelum batuan tersebut hancur. Sifat plastic tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi oleh adanya pertambahan kuarsa, feldspar dan mineral lain. Lempung lembab dan beberapa batuan homogen mempunyai sifat plastik.
Tabel 2  
Beberapa Sifat dan Mekanik dari Batuan Sedimen
Batuan Sedimen
Modulus elastisitas
104 x (Mpa)
Nisbah Poisson
Porositas

Dolomit
Limestone
Sandstone
Shale
1,96 – 8,24
0,98 – 7,85
0,49 – 8,43
0,8 – 3,0
0,08 – 0,2
0,1 – 0,2
0,066 – 0,125
0,11 – 0,54
0,27 – 4,10
0,27 – 4,10
1,62 – 26,40
20,00 – 50,00
 Sumber : Bahan Ajar Kuliah Teknik Pemboran dan Penggalian UNLAM.
        e.   Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan material lain, ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan batang bor. Kandungan kuarsa dari batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya untuk mengukur keausan mata bor. Faktor yang berpengaruh terhadap abrasivitas batuan adalah :
• Kekerasan butir batuan, batuan dengan keberadaan butiran kuarsa mempunyai tingkat abrasivitas yang tinggi.
• Bentuk butir, bila bentuk butir tersebut tidak teratur lebih abrasiv dibandingkan dengan yang berbentuk bulat.
• Ukuran butir
• Porositas batuan
• Ketidaksamaan, batuan polimineral sekalipun mempunyai kekerasan sama akan lebih abrasif karena meninggalkan permukaan yang kasar.
Tabel 3
 Kandungan Kuarsa dari Batuan
Tipe Batuan
Kand.Kuarsa (%)
Tipe Batuan
Kand.Kuarsa (%)
Amphibolite
Anorthosite
Diabase
Diorite
Gabro
Gneiss
Granite
Greywacke
Limestone
marble
0 -  5
0
0 – 5
10 – 20
0
15 – 50
20 – 35
10 – 25
0 – 5
0
Mica Gneiss
Mica Schist
Norite
Pegmatite
Phylite
Quartzite
Sandstone
Slate
Shale
Taconite
0 – 30
15 – 35
0
15 – 30
10 – 25
60 – 100
25 – 90
10 – 35
0 – 20
0 – 10

      f.  Tekstur
menunjukan hubungan antara mineral penyusun batuan yang dapat menceritakan proses genesanya, tekstur dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat porositas, ikatan antar butir, densitas dan ukuran butir. Jika porositas batuan kecil maka semakin kuat ikatan antar butir dan densitasnya juga semakin besar sehingga kekerasannya menjadi tinggi sehingga menjadi susah dibor.

      g.  Struktur Geologi
Struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh pada penyesuaian kelurusan lubang bor, aktifitas pemboran dan kemantapan lubang bor. Adanya rekahan – rekahan dan rongga – rongga dalam batuan seperti di batugamping sering mempersulit kerja pemboran, karena batang bor dapat terjepit.
     h.   Karakteristik Pecahan
Karakteristik pecahan (breaking characteristics) dapat digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul. Tiap – tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral dan struktur.
Semoga bermanfaat sob..